Menu

Mode Gelap
Muhammad Nauval Ucapkan Selamat atas Kemenangan H. Sarjani Abdullah dan Alzaizi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pidie Dosen Universitas Telkom Tingkatkan Profesionalitas Blogger Bandung Lewat Pelatihan Jurnalistik IPSMF 2024 Tampikan Karya Terbaik di Bidang Fotografi dan Film Pendek TIMPAN Leadership Camp 2024: Melahirkan Generasi Pemimpin Aceh di Kancah Global Apple Umumkan Program Perbaikan Gratis untuk iPhone 14 Plus yang Bermasalah pada Kamera Israel Tarik Diri dari Perjanjian UNRWA

News

Banyak Anak Muda China Nganggur, Lulus S1 Cuma Jadi Petugas Kebersihan

badge-check


					Banyak Anak Muda China Nganggur, Lulus S1 Cuma Jadi Petugas Kebersihan Perbesar

Banyak Anak Muda China Nganggur, Lulus S1 Cuma Jadi Petugas Kebersihan

Pasar kerja di China sedang sepi. Para lulusan baru kesulitan mencari pekerjaan yang layak. Mengutip South China Morning Post Minggu (29/9), para fresh graduate terpaksa mengurangi ambisi karier dan ekspektasi gaji.

Kenyataan itu menjadi jelas ketika sebuah keputusan perekrutan yang tidak biasa dipublikasikan baru-baru ini. Seorang pemuda berusia 24 tahun yang sedang mengejar gelar master di bidang fisika menunggu pekerjaan baru sebagai petugas kebersihan sekolah menengah di kota Suzhou bagian timur.

Sekolah Menengah Atas Suzhou yang berafiliasi dengan Universitas Aeronautika dan Astronautika Nanjing mengumumkan bahwa mereka berencana untuk mempekerjakan mahasiswa pascasarjana sebagai petugas kebersihan dengan kontrak sementara.

“Berita itu beredar luas secara daring karena Tiongkok terus melaporkan tingginya angka pengangguran di kalangan anak muda,” tulis laporan itu.

Menurut Biro Statistik Nasional (NBS), tingkat pengangguran untuk kelompok umur 16-24 tahun, tidak termasuk pelajar, naik menjadi 18,8 persen pada bulan Agustus dari 17,1 persen pada bulan Juli.

Tingkat pengangguran kaum muda yang terus tinggi telah menimbulkan tantangan besar bagi Beijing saat berupaya menstabilkan ekonomi dan memulihkan kepercayaan publik. Dengan hampir satu dari lima kaum muda menganggur hingga Agustus, stabilitas sosial dan kepercayaan publik terancam.

Berdasarkan metode statistik sebelumnya, tingkat pengangguran untuk kelompok usia 16-24 tahun, termasuk pelajar, mencapai puncaknya pada 21,3 persen pada bulan Juni tahun lalu.

“Tahun ini, semua orang menghadapi tekanan pengangguran, yang berdampak tambahan pada lapangan kerja kaum muda – bahkan mengandalkan orang tua tidak lagi mudah,” kata Ketua Eksekutif Guangdong Society of Reform, sebuah lembaga pemikir yang terhubung dengan pemerintah provinsi selatan.

“Saat ini, satu-satunya pekerjaan yang relatif mudah ditemukan adalah pekerjaan rumah tangga, seperti pengasuh anak, pembantu rumah tangga, dan jasa pembersihan,” imbuhnya.

Permintaan perekrutan telah turun secara signifikan karena pertumbuhan ekonomi tetap lambat dan bisnis mengalami kesulitan. Hal ini semakin memperburuk situasi yang sudah menantang bagi para pencari kerja muda.

Tekanan ini meningkat dengan rekor 11,79 juta lulusan perguruan tinggi membanjiri angkatan kerja di ekonomi terbesar kedua di dunia tahun ini.

Peng mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, banyak lulusan baru yang bekerja sebagai tukang antar barang. Sebab, profesi tersebut relatif fleksibel. Namun, pasar kerja untuk kurir sekarang sudah penuh.

Banyak universitas di China juga telah mengintensifkan upaya untuk mendorong para mahasiswanya untuk melanjutkan studi pascasarjana. Misalnya Institut Teknik Shenyang di provinsi timur laut Liaoning dan Universitas Taishan di Shandong timur, yang juga telah berjanji untuk memberikan dukungan seperti layanan bimbingan belajar dan konsultasi.

Selain membantu siswa meningkatkan kualifikasi akademis mereka, dorongan ini dapat membantu meringankan tekanan pekerjaan langsung dan meningkatkan statistik penempatan universitas.

Mengambil gelar pascasarjana semakin menjadi cara bagi kaum muda untuk menunda masuk ke pasar kerja karena pilihannya semakin menyempit.

Lembaga-lembaga termasuk Universitas Lanzhou dan Universitas Sains dan Teknologi Cina baru-baru ini melaporkan peralihan ke arah penerimaan lebih banyak mahasiswa pascasarjana daripada mahasiswa sarjana.

Di Universitas Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, jumlah mahasiswa pascasarjana yang terdaftar sekarang 37 kali lipat jumlah mahasiswa sarjana.

Sumber: https://kumparan.com/kumparanbisnis/banyak-anak-muda-china-nganggur-lulus-s1-cuma-jadi-petugas-kebersihan-23cOS3JJpjz/full

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Prabowo Hargai Koalisi yang Kembali: Bergabung untuk Indonesia yang Lebih Baik

4 November 2024 - 15:53 WIB

Presiden Prabowo Subianto Kunjungi Joko Widodo di Solo

4 November 2024 - 04:04 WIB

PB HIMABIR Adakan “SEUMAPA” Penyambutan Mahasiswa Baru Angkatan 2024 di Banda Aceh

28 Oktober 2024 - 23:36 WIB

Mendiktisaintek Minta Rektor Unair Cabut Pembekuan BEM FISIP, Dukung Kebebasan Akademik

28 Oktober 2024 - 22:36 WIB

Aan, Kecam Kasus Penyiraman Air Cabai pada Santri: Mendidik dan Menyiksa Itu Berbeda

3 Oktober 2024 - 00:43 WIB

Trending di News